Header Ads

KH Maimoen Zubair Wafat, Mbah Moen Bagian dari 9 AHWA NU Bersama Maruf Amin, Syeikh Ali Akbar Marbun dll

Anggota Ahwa NU (ilustrasi)
ULAMA BATAK -- Innalillahi wainnailaihi raiji’un, kabar duka datang dari Tanah Suci.

Ulama kharismatik yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimoen Zubair diberitakan wafat di sela menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019).

Kabar tersebut salah satunya datang dari Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah PBNU KH Abdul Ghafarrozin.

"Innalillahi wa inna ilahi raji'un. Nembe mawon kapundut Simbah Maimoen Zubair wonten Makkah (baru saja wafat Syekh Maimoen Zubair di Makkah)," katanya dalam sebuah pesan singkat.

Dikutip dari situs NU Online, ulama yang akrab disapa Mbah Moen ini merupakan salah satu dari 9 anggota Ahlul Hall wal Aqdi (Ahwa) pada Muktamar ke-33 NU di Jombang tahun 2015 lalu.

Sembilan nama tersebut adalah Maruf Amin (Jakarta) Nawawi Abdul Jalil (Pasuruan), Tuanku Guru Tirmudzi (NTB), Kholilu Rahman (Kalimantan Selatan), Dimyati Rois (Jawa Tengah), Syeikh Ali Akbar Marbun (Medan, Sumatera Utara), Maktum Hanan (Cirebon, Jawa Barat), Maemun Zubair (Sarang, Jawa Tengah) dan Mas Subadar (Pasuruan).

Kiai Haji Maimoen Zubair merupakan seorang alim, faqih sekaligus muharrik (penggerak).

Faqih adalah orang yang paham terhadap aturan atau syariat Islam.

Selama ini, Kiai Maimoen merupakan rujukan ulama Indonesia, dalam bidang fiqih karena Kiai Maimoen menguasai secara mendalam ilmu fiqih dan ushul fiqih.

Ia merupakan kawan dekat dari Kiai Sahal Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa, sekaligus mendalami ilmu di tanah Hijaz.

Kiai Maimoen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928.

Kiai sepuh ini, mengasuh Pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

Kiai Maimoun merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih.

Kiai Zubair merupakan murid dari Syekh SaĆ­d al-Yamani serta Syekh Hasan al-Yamani al-Makky. (sumber)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.