Header Ads

Wisata Religi Makam Islam di Samosir, Sumatera Utara



BERADA DI  SITUS PENYEBAR ISLAM PERTAMA DI ONAN RUNGGU SAMOSIR (Malai Japadang Samosir, Menjadi Muslim  di Rutan Belanda dan Menyebarkannya ke Samosir, 1939)

Kemarin, Ahad 15 Oktober 2017  saya berada di tepi Danau Toba, jelajah situs situs sejarah di Pulau Samosir dan mengunjungi situs penyebar Islam pertama di desa Sukean, Kecamatan Onan Runggu. Di tepi jalan Sukean ada makam bertuliskan "Makam Penyebar Islam Ompu Poltak Samosir"

Menurut sejarah lisan setempat, Tuan Japadang merelakan dirinya ditahan Belanda atas suatu perbuatan yang tidak dia lakukan. Dia bersedia menjadi tumbal dalam hukum Belanda karena ingin menyelamatkan keponakannya yang bertikai yang menyebabkan adanya korban jiwa di desanya. Kebenaran sejarah lisan ini bisa dicek, suatu waktu, dalam arsip resmi kolonial Belanda.

Di penjara Porsea  (versi lain di penjara Cilacap) Japadang bertemu dengan seorang muslim dan belajar agama Islam. Keluar dari penjara tahun 1939 dia menjadi muslim yang taat dan kembali ke kampung halamannya di Sukean. Lalu dia mensyahadatkan keluarganya menjadi generasi pertama pemeluk Islam di Sukkean,  pulau Samosir , mendirikan Mesjid tahun 1942 dan Mesjid itu kini diberi nama Mesjid Nurul Huda di tepi Danau Toba, satu dari beberapa mesjid tertua di Samosir. Skripsi tenttang Islam di di Onan Runggu ini baru ditulis oleh Faraday Sutra Sihite (2017)  mahasiswa kami di jurusan sejarah Unimed.

Saya kemarin itu dibawa pak Baki Samosir,  tuan rumah saya,  seorang guru mengaji di Sukean ke rumah tradisional Batak warisan Tuan Malai Japadang. Pak Baki dulu mengaji di rumah warisan Tuan Guru ini. Guru pak Baki adalah anak dari Tuan Malai Japadang bernama Khalifah Muhammad Salim Samosir yang menjadi   guru mengaji di Sukean sepeninggal ayahnya. Prof.Dr.Syawal Gultom, yang saat ini menjadi rektor Universitas Negeri Medan menurut pak Baki   mengaji pada rumah  tradisional Batak   warisan Tuan Japadang  Samosir di Sukean ini.

Rumah  yang  bersahaja ,  anggun dan berasiktektur  khas Batak tepat di bibir Danau Toba ini sebenarnya merupakan salah satu  situs penyebar Islam di Tapanuli. Walau sudah beberapa kali dirombak , tapi jejak kekunoaannya masih nampak, beberapa ornamen khas masih kelihatan dan sayangnya rumah ini saat saya datang sudah kosong dan tidak difungsikan lagi. Saya berkhayal andai tempat ini dijadikan cagar budaya atau museum salah satu penyebar Islam di Samosir. (Ichwan Azhari)

https://www.facebook.com/751253948556185/posts/1150759345272308/

Baca juga: Dakwah Sultan Marah Laut dari Barus di Samosir 400 tahun yang lalu

http://tarabintang.blogspot.com/2006/12/riwayat-jonggi-manoar.html?m=1


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.