Header Ads

Pengaruh Minang ke Tanah Batak: Parmalim, Tarekat yang Dipengaruhi Syiah?

Makam Tuan Ibrahimsyah (Raja Uti)
ULAMA BATAK -- Dikutip dari (lihat)

SYIAH PAGARUYUNG, SERTA UTUSAN2 KE SUMUT, (DAN HUBUNGANNYA DENGAN IMAMAT PARMALIM?)

Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Pagaruyung (atau Kesultanan) di Sumatera Barat pernah mempunyai kekuasaan besar di Sumatera, khususnya di era Adityawarman saat menjdi utusan Majapahit (penerus Singosari) dalam ekspedisi Pamalayu.

Utusan ini sampai ke Sumatera Utara, dan menurut silsilah yang tercatat dlm tarombo raja2, diketahui bahwa Kesultanan Kotapinang (Labuhan Batu Selatan) adalah kerajaan yg didirikan oleh Panglima (utusan) Pagaruyung, bernama Batara Sinomba Nan Sakti (menjd nasution), begitu jg bbrp kerajaan di Simalungun (ada yg berhubungan langsung dgn Pagaruyung maupun pd era seblmnya, Singosari) dan Tuan Ibrahimsyah di Barus  (Dikenal sbgai Raja Uti dan keturunannya di Bakkara (versi Raja2 Barus) yg jg sampai ke garis turunan Guru Patimpus di Medan), serta Gocaj Pahlawan (yg juga dikenal sebagai utusan Pagaruyung versi Kesultanan Serdang).



Walaupun di era Adityawarman, Pagaruyung kemungkinan besar adalah seorang penganut Buddha, namun era selanjutnya Pagaruyung pernah dikenal menganut ajaran Syiah Qaramithah, yg blkangan menurut sejarah adalah faham yg sangat ekstrem. Syiah Qaramithah pernah menjdi Khadimul Haramaian (penguasa Mekkah) pda 930-an Masehi.

Pertanyaannya: Apakah utusan pagaruyung ke Sumut itu jg Syiah? Lalu apakah peninggalannya khususnya di Barus melalui Tuan Ibrahimsyah?

Perlu studi yg mendalam mengenai hal itu, karena bagaimanapun jg Tuan Ibrahimsyah mrpkan org yg diduga dipancung ktk Aceh cekcok dgn penguasa Barus Hilir itu.

Jika ajaran Pagaruyung adalah Syiah, maka perhatian pun tertuju pada Parmalim di tanah Batak yg punya sistem Imamat (ke-imaman) yg lazim.

Pengaruh Parmalim terlihat di sebagian penduduk Barus di era penjajahan, sblm pusat Parmalim berpindah ke Tobasa saat Parmalim didaftarkan menjd 'ajaran/agama' baru ke pemerintah Belanda oleh pengikut Sisingamangaraja XII, yg ditangkap Belanda  Guru Somalaing, bahkan jauh sblm Pahlawan Nasional itu gugur di medan gerilya.

Tapi menganggap garis keturunan Sisingamangaraja sebagai dipengaruhi Syiah sangat butuh pembuktian yg mendalam mengingat kontak leluhur mrk di Pagaruyung diperkirakan hanya sampai ke SM Raja VIII yg bergelar Raja Bukit.

Setalah itu, SM Raja IX smp XII sdh lbh sering menjalin hubungan diplomatik ke Aceh.

Apakah Aceh jg dipengaruhi Syiah? Lalu mengapa org2 Padri dari Bonjol tdk sampai ke Aceh?

Bila Pagaruyung dipengaruhi oleh Syiah Qaramitah yg berhubungan dgn Ismailiyah di era Fatimiyah Mesir, maka ada kemungkinan Aceh dipengaruhi oleh Syiah yg lbh awal khsusnya Kaisaniyah yg berhubungan dgn Imamnya Muhammad bin Al Hanafiyah (ingat Hikayat Muhammad Hanafiyah). Sbgaimana jg Barus diyakini sdh lama dimasuki Islam dan skrng dikenal sbgai Titik Nol Islam.

Namun tampaknya kelompok syiah yg awal ini pudar dgn masuknya yg non-syiah di era Ayyubiah dan Mamluk di Mesir.

Apalagi berkembangnya Qaramithah (Ismailiyah) jauh sblm berkembangnya Syiah Irah (yg-12) di tanah Persia yg dulu penganut Mazhab Syafii.

Dan disempurnakan saat Aceh kemudian mnjalin hubungan yg lbh erat dgn Utsmaniyah yang Ahlu Sunnah.

Bila anda seorng penduduk Sumatera saat itu tentu terbayangkan betapa 'rumit' geopolitiknya saat itu, mk wajar kalangan Parmalim di Toba lbh memilih mempertahankan sistem imamat yg dinilai sdh dipegang leluhur.

Sbgaimana org2 di Sumatera Barat yg mash ada mempertahankan Tabuik yg jg pernah ditradisikan di Barus.

Ada kebiasaan org2 pesisir yg mirip dgn Parmalim dan dikenal dgn Balimo-limo dan Marpangir yg ternyata juga jamak dilakukan di Nusantara tp dgn istilah yg berbeda2.

Ada anggapan ini mrpkan bagian dari tradisi Syiah, walau blkangan ada jg yg mengatakan bhw itu tradisi leluhur yg diadopsi jg saat masyarakat sdh Islam.

Ada jg tradisi Syiah yg baru yg dibawa oleh Tentara Inggris yg asli India penganut Syiah di era kolonialisme maupun yg dibawa oleh imigran India yg dtg blakangan melalui jalur laut ke pesisir pantai Barat Sumatera. (Datuk Itam di Sibolga?)..

https://m.liputan6.com/news/read/131212/





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.